Monday, 1 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 : Bodoh atau Pandai

Salam Jumaat
22 Rabi' al-Awwal 1443H
29 Okt 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai.

Hidup yang berguna adalah hidup yang ketika siang membawa suluh untuk menghadapi malam yang akan sampai.

Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata, tanda orang bodoh itu ada tiga (3), iaitu:

1. Bangga diri.

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
"(Juga bagi) orang-orang yang berkeadaan riak (bangga diri dalam ibadat dan bawaannya)."
(Al-Ma'un: 6)

Al Faqih Abu Al Layth Rahimahullah berkata:
Sesiapa yang ingin mendapat pahala amalnya di akhirat kelak, maka mestilah beramal dengan tulus ikhlas kerana Allah SWT tanpa riyak, kemudian melupakan amal itu supaya tidak rosak oleh sifat ujub (bangga diri).
2. Banyak bicara dalam hal yang tidak bermanfaat.

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

"Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia".
(Al-Mu'minun: 3)

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
"Janganlah banyak bicara, jika tidak mengenai zikrullah, maka sesungguhnya banyak bicara tanpa zikrullah itu menjadikan hati pembicaranya kesat. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah pada hari kiamat ialah orang yang kesat hati".
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang tepat - benar (dalam segala perkara)".
(Al-Ahzab: 70)

3. Melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

“Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan ke dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keldai memutari penggilingnya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya: “Wahai fulan, kenapa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada kebaikan dan melarang kami dari melakukan kemungkaran?” Dia menjawab: “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.”
(Hadith Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka; dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada orang-orang yang zalim".
(Ali Imran: 57)

Orang cerdik itu selalu berupaya membebaskan diri dari 3 tanda orang bodoh di atas, dan juga dari tanda-tanda yg lainnya, seperti bermalas-malasan dalam beramal ibadah dan tidak peduli dengan menuntut ilmu agama, mengharapkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat tetapi ia berjalan di atas jalan kesesatan, kesengsaraan.

Di dalam sebuah hadith, Rasulullah SAW bersabda yang ertinya:
“Orang yang pintar ialah siapa saja yg menundukkan jiwanya (untuk melakukan ketaatan kepada Allah, dan ia selalu beramal (sebagai bekal) untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh (lemah) itu ialah siapa saja yang selalu mengikuti bisikan (buruk) jiwanya, dan ia berangan-angan tinggi kepada Allah (namun tanpa disertai iman dan amal).”

Seorang ahli hikmah berkata:
“Engkau berharap keselamatan (di dunia dan akhirat), tetapi engkau tidak mengikuti jalan-jalan keselamatan. Sesungguhnya kapal itu tidaklah berlayar di tempat yang kering.”

Hati yang tidak mahu tunduk kepada Maha Pengatur tidak akan menemui kedamaian. Waktu, ruang dan kejadian akan membuatnya gelisah kerana nafsunya tidak dapat menguasai semua itu. Dia inginkan sesuatu perkara pada satu masa sedangkan Maha Pengatur inginkan perkara lain. Kehendak makhluk tidak dapat mengatasi kehendak Tuhan. Jika mahu hati menjadi tenteram usahakan agar hati sentiasa ingat kepada Allah SWT.

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ   ؕ  اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ  

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia."
(Ar-Ra'd: 28)

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ  ؕ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ  ؕ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu."
(At-Tagabun: 11)

Berimanlah kepada Allah SWT dan beriman juga kepada takdir. Lepaskan waham sebab musabab yang menjadi pagar nafsu menutup hati.

Justeru, sifat seorang mukmin ialah melakukan amal soleh yang telah diperintahkan Allah untuk dikerjakan. Amal soleh adalah buah kepada iman. Sekadar berilmu dan beriman namun tidak disertai amal maka belum lengkap dan sempurna sifat seorang mukmin.......

No comments: