Tuesday, 30 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Jawapan Masalah Kehidupan

Salam Selasa
25 Rabiul Akhir 1443H 
30 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Manusia seringkali mengeluh dengan apa yang berlaku tanpa mengambil kira hikmah atau pengajaran disebalik apa yang terjadi. Allah telah ada jawapan pada setiap apa yang berlaku...

Ketika kita mengeluh:
“eeeiii, aku penat sangat..."
Allah menjawab:

وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا 

"Dan Kami telah menjadikan tidur kamu untuk berehat?"
(An-Naba': 9)

Ketika kita mengeluh:
“Beratnya dugaan ni, tak sanggup rasanya aku..."
Allah menjawab:

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا 

"Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya."
(Al-Baqarah: 286)

Ketika kita mengeluh:
“Serabutnyaa..."
Allah menjawab:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ   ؕ  اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ 
  
"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia."
(Ar-Ra'd: 28)
Ketika kita mengeluh:
“Apa yang aku buat ni semua sia-sia..."
Allah menjawab:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ 
 
"Maka sesiapa berbuat kebajikan seberat zarah, nescaya akan dilihatnya (dalam surat amalnya)!"
(Az-Zalzalah: 7)

Ketika kita mengeluh:
“Tak ada sorang pun yang nak tolong aku..."
Allah menjawab:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ 

"Dan Tuhan kamu berfirman: "Berdoalah kamu kepadaKu nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu."
(Ghafir: 60)

Ketika kita mengeluh:
“Aku sedih sangat...”
Allah menjawab:

لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَا

"Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita".
(At-Taubah: 40)

Ar-Rahmannya meliputi segalanya. Ar-Rahim hanya kekasihnya.

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا  يُفْتَـنُوْنَ

"Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: "Kami beriman", sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)?"
(Al-'Ankabut: 2)

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ؕ  وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً  ؕ  وَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ

"Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan."
(Al-Anbiya: 35)

Segala yang baik (Kekayaan, kemewahan, jawatan dan sebagainya) dan segala yang buruk (Iblis, Syaitan, maksiat, musibah dan sebagainya), semua itu datang dari Allah. Semata-mata untuk menguji kita.

Dan ujian yang paling bahaya adalah ujian kebaikan (kaya, harta, kuasa, kuat, rajin, boleh solat awal waktu, boleh sedekah selalu dan segala kebaikan) dan dalam dirinya pula tersemat keAKUan. Semua aku dan suka melihat keburukan org lain. Tidak melihat yang baik itu semua datang dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

كَلَّاۤ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَيَطْغٰٓى (٦)

اِنَّ  اِلٰى رَبِّكَ الرُّجْعٰى (٨)
 
"Ingatlah! Sesungguhnya jenis manusia tetap melampaui batas (yang sepatutnya atau yang sewajibnya),"(6)
"(Ingatlah) sesungguhnya kepada Tuhanmu lah tempat kembali (untuk menerima balasan)."(8)
(Al-'Alaq: 6 & 8)

Keindahan kehidupan dunia adalah sebagai ujian. Bersabarlah  kita dalam menghadapinya.

زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ ۚ 
"yang merupakan keindahan kehidupan dunia ini, untuk Kami menguji mereka padanya".
(Taha: 131)

Baca doa ini ketika didalam kesusahan, ujian atau musibah.

ِ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ.

"Sesungguhnya tiada Tuhan (yang dapat menolong) melainkan Engkau (ya Allah)! Maha Suci Engkau (daripada melakukan aniaya, tolongkanlah daku)! Sesungguhnya aku adalah dari orang-orang yang menganiaya diri sendiri".
(Al-Anbiya': 87)

Justeru, syukurilah nikmatNya dan redhalah dengan ujianNya. Muhasabahlah dirimu........

Monday, 29 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Tadabbur Kehidupan Dunia

Salam Isnin
24 Rabiul Akhir 1443H 
29 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيasم

Tadabbur kehidupan dunia melalui suluhan tadabbur Al Quran...

1. Perhiasan kehidupan dunia

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا 

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.
(Al Kahfi: 46)

2. Tiada manfaat di akhirat

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ 

(Iaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
(As Syu'ara: 88)

Kecuali ketika dunia harta dan anak dijagai oleh hamba yang hatinya penuh dengan keislaman, keimanan dan ketakwaan.

إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّـهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,
(As Syu'ara: 89)

3. Berbangga-bangga dengan harta dan anak boleh membawa kealpaan hidup di dunia

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِوَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّـهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ 

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(Al Hadid: 20)

4. Harta dan anak adalah ujian yang boleh menjauhkan diri dari keredhaan Allah. Juga mampu mendekatkan diri kepadaNya andainya berjaya dengan ujian itu.

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّـهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
(Al Anfal: 28)

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّـهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.
(At Taghabun: 15)

Bila harta dan anak hanya jadi bahan kebanggaan semata-mata

كَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنكُمْ قُوَّةً وَأَكْثَرَ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا فَاسْتَمْتَعُوا بِخَلَاقِهِمْ فَاسْتَمْتَعْتُم بِخَلَاقِكُمْ كَمَا اسْتَمْتَعَ الَّذِينَ مِن قَبْلِكُم بِخَلَاقِهِمْ وَخُضْتُمْ كَالَّذِي خَاضُوا أُولَـٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

(keadaan kamu hai orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya dari kamu. Maka mereka telah menikmati bagian mereka, dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya. Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah orang-orang yang merugi.
(At Taubah: 69)

وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُم بِهِ كَافِرُونَ ﴿٣٤﴾وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ ﴿٣٥﴾

Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya".
Dan mereka berkata: "Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.
(Saba': 34-35)

Menghimpun dan menghitung-hitung harta kerana menyangka kekayaan dan kebendaan akan mengekalkan hidupnya.

الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (٢)

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,

يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ (٣)

dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,
(Al Humazah: 2-3)

Justeru, mohonlah dariNya, hati yang tidak terkalah dengan harta dan anak, bahkan sentiasa sedia dan hidup untuk bertemuNya........

Friday, 26 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 :Pohonlah Hidayah

Salam Jumaat
21 Rabi'ul Akhir 1443H
26 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Pohonlah hidayah sebagai hadiahmu ketika menyusuri Jalan menuju Allah. InShaAllah, kita akan kuat di jalan mujahadah...

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ  اَحْبَبْتَ وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ  ؕ  وَهُوَ اَعْلَمُ  بِالْمُهْتَدِيْنَ

"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang engkau kasihi (supaya ia menerima Islam), tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya); dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk (kepada memeluk Islam)."
(Al-Qasas: 56)

Berdasarkan ayat tersebut, diingatkan 3 perkara iaitu, manusia tidak mempunyai daya memberi petunjuk (kebenaran) hidayah pada manusia lain walaupun mereka adalah orang-orang yang kita sayangi. Allah sahaja yang berkuasa memberi petunjuk (kebenaran) hidayah pada manusia yang Dia inginkan tidak kira rupa, umur, kaum dan sebagainya serta Allah sahajalah yang Maha Mengetahui setiap hamba yang berusaha (terbuka hati) mencari hidayah Allah.

Benar, hidayah itu milik Allah. Dan Allah pemegang setiap hati, namun kita disuruh berusaha untuk mencapai apa yang kita mahu. Oleh kerana pentingnya hidayah dalam kehidupan, Allah sendiri mengajar manusia agar meminta hidayah kepadaNya. Bukan sekali tapi 17 kali dalam setiap rakaat dalam solat 5 waktu. Kita diwajibkan memintanya. Jika tidak, solat tidak sah. Ertinya, kita diwajibkan memohon hidayah. Apa jawapan Allah terhadap permintaan kita setiap hari itu. Apakah Allah telah memberikan kita hidayah sepertimana yang kita pohon sebagaimana mereka yang solat ataupun permintaan kita itu masih belum diperkenan.

Berdoalah, mohonlah kepada Allah.
"Ya Allah, aku memohon kepadaMu curahan rahmat dari sisiMu yang dengannya hatiku mendapat petunjuk, terkumpul segala yang bercerai-berai dan terhimpun segala yang terpisah-pisah, tertolak segala fitnah atas diriku dan bertambah baik urusan agamaku, terpelihara segala sesuatu yang jauh dariku dan terangkat apa yang dekat denganku, disucikan perbuatanku dan dicerahkan wajahku diberi ilham menuju petunjuk dan terpelihara diriku dari segala sesuatu yang buruk".
(Hadith Riwayat Imam Thabrani dan Ibnu Abbas)

Berusaha mencari hidayah Allah tidak susah, ramai yang mempersoalkan bagaimana mahu mencari sedang hati belum terbuka. Hati belum terbuka adalah kerana sisa-sisa dosa semalam. Hati memerlukan tenaga untuk sentiasa bergerak melakukan kebaikan dan mencintai apa yang Allah cintai. Makanannya mudah sahaja, amal kebaikan. Segala amal-amal kebaikan adalah penjana dan penggerak hati untuk terus melakukan kebaikan yang lain, asal ia dilakukan kerana Allah bukan untuk mendapat penghargaan manusia.

... اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا  بِاَنْفُسِهِمْ  ؕ  وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚ  وَمَا لَهُمْ  مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ

"... Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki untuk menimpakan kepada sesuatu kaum bala bencana (disebabkan kesalahan mereka sendiri), maka tiada sesiapapun yang dapat menolak atau menahan apa yang ditetapkanNya itu, dan tidak ada sesiapapun yang dapat menolong dan melindungi mereka selain daripadaNya."
(Ar-Ra'd: 11)

Jadi mulai hari ini bersihkanlah hati daripada dosa semalam, daripada berburuk sangka, khianat, dengki, kerana hati yang bersih mudah menerima tarbiyyah illahi (dengan izinNya) dan sentiasalah berbaik sangka pada Allah. Tidak Allah tetapkan sesuatu dengan sia-sia. Semuanya bersebab dan pengakhirannya adalah sesuatu kebaikan sebagaimana firman Allah:

وَلَـلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰى {٤}
وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ  فَتَرْضٰى {٥} 
 
"Dan sesungguhnya kesudahan keaadaanmu adalah lebih baik bagimu daripada permulaannya."(4)
"Dan sesungguhnya Tuhanmu akan memberikanmu (kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat) sehingga engkau reda - berpuas hati."(5)
(Ad-Dhuha: 4-5)

Berusaha tidak sesusah jalan untuk beristiqamah, dan saat inilah akan berlaku pelbagai ujian Allah buat hambaNya, kerana nikmat syurga Allah itu luar biasa. Tugas kita untuk berusaha melakukan kebaikan sehingga akhir nyawa, dan berdoa agar Allah memberi rahmatNya untuk kita masuk ke syurgaNya.

.....ِ وَلَا تَايْـئَسُوْا  مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ  ؕ  اِنَّهٗ لَا يَايْـئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ  الْكٰفِرُوْنَ 

"... dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir"."
(Yusuf: 87)

Nabi SAW bersabda yang ertinya:
“Berbahagialah orang yang diberi hidayah kepada Islam, manakala kehidupannya pula sentiasa mencukupi dan berpada”.
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi dan Ahmad)

Semoga pintu hidayah sentiasa terbuka luas buat kita dan Allah tidak menariknya semula.

Justeru, berdoalah agar Allah menganugerahi hidayahNya.......

Thursday, 25 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Nafsu dan Mujahadah

Salam Khamis
20 Rabiul Akhir 1443H
25 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Dalam hidup dunia kini,

Nafsu sering dijadikan sandaran dan neraca nilaian manusia kini dalam menentukan betul atau salah...

Sedangkan nafsu sering mengajak kepada kejahatan dan kebinasan.

Sabda Ar Rasul SAW,

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ وَ ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ ، فَأَمَّا ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ: شُحٌّ مُطَاعٌ وَ هَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ و ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ : خَشْيَةُ اللَّهِ فِي السِّرِّ والعلانيةِ وَالْقَصْدُ فِي الْفَقْرِ وَالْغِنَى وَالْعَدْلُ فِي الْغَضَبِ وَالرِّضَا

Tiga perkara yang membinasakan dan tiga perkara yang menyelamatkan. Adapun tiga perkara yang membinasakan adalah: kebakhilan dan kerakusan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan  seseorang yang membanggakan diri sendiri.
Sedangkan tiga perkara yang menyelamatkan adalah takut kepada Allâh di waktu sendirian dan dilihat orang banyak, sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan, dan (berkata/berbuat) adil di waktu marah dan redha.

(Hadith ini diriwayatkan dari Sahabat Anas, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Abdullah bin Abi Aufa, dan Ibnu Umar. Hadith ini dinilai sebagai hadith hasan oleh syaikh al-Albani di dalam Silsilah al-Ahadith ash-Shahihah)

Kecuali bila ianya dilindungi oleh rahmat kasih sayang Allah...

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ 

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.
(Yusuf: 53)
Sedangkan nafsu sendiri ditentukan betul atau salah kehendaknya oleh nilaian syarak...

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُم بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَن ذِكْرِهِم مُّعْرِضُونَ 

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al-Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.
(Al-Mu'minun: 71)

و المجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله

“Dan yang disebut dengan 
mujahid (orang yang berjihad) adalah orang yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah”.
(Hadith Riwayat Ahmad)

Syeikh ‘Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan hadith ini, 

“Mujahid, مجاهد  ditafsirkan sebagai orang yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya dalam ketaatan kepada Allah. Hal ini kerana kecenderungan jiwa adalah malas melakukan kebaikan, cenderung memerintahkan kejahatan, dan mudah mengeluh ketika ada musibah. Oleh kerana itu, diperlukan kesabaran dan kesungguhan dalam komitmen untuk taat kepada Allah, perlu keteguhan dalam ketaatan, perlu bersungguh-sungguh melawan perbuatan maksiat kepada Allah, serta bersungguh-sungguh dalam sabar ketika ditimpa musibah. Yang dimaksud ketaatan di sini adalah melaksanakan perintah, menjauhi perkara yang terlarang, dan sabar menghadapai takdir. Seorang mujahid yang hakiki adalah yang bersungguh-sungguh menunaikan tugas dan kewajibannya”.
(Bahjatu Quluubil Abrar, dinukil dari Anwaarul Bayaan fii Durusi Ramadhan).

Beruntunglah mereka yang sentiasa mendidik dan menundukkan nafsunya kepada syariat Allah, tambah lagi serius dan agresif dalam mujahadah di bulan Ramadhan dan bulan Syawal akan datang beberapa bulan lagi nanti.

Justeru, pejuang hakiki bermula dengan perjuangan menundukkan nafsu kerana ianya berterusan hingga akhir hayat.......

Wednesday, 24 November 2021

Kehidupan dan Pembelajaran Berterusan


Unsangkarable, akhirnya aA dah pun Kembali sebagai seorang pelajar. Setelah hampir tiga tahun dari peperiksaan yang sebelum ini, sekarang kena start enjin balik dan kembali bersungguh untuk up knowledge dan skills, untuk jadikan diri sendiri bermanfaat untuk orang lain.

Teringat masa 2 minggu selepas dapat result exam 2018, seorang sahabat tegur

“tak ingat ke trauma exam hari tu? Yang sampai nak terjun dari tingkat 13 tu? Ni nak sambung  lagi, nak hadap VIVA lagi?...”

Yer..masih ku ingat soalan tu..

Yes..semestinya ketakutan tu ada..tapi itulah ujian dan setiap ujian tu mengikut kemampuan setiap manusia, dan setiap ujian pastinya kesukaran yang berbeza. Dan jangan takut. Yakin pada Allah SWT dan kita sebagai manusia, kena berusaha untuk bersedia untuk menghadapi ujian-ujian tu. Bagaimana?

Tambah ilmu, buat persediaan mental dan fizikal. Dan pastinya secara spiritual, hadapkan segala pergantungan kepada Yang Maha Esa, bukan pada usaha kita.

Eh..macam pelik je..then tak payah lah usaha kan?

Sebab usaha tu pun datang dari Allah, yang takdirkan kita, yang buka hati kita, untuk usaha sekian itu ini.

Jelas?

Jadinya, apa yang dah dicapai, apa yang diusahakan, apa yang telah direzekikan, apa jua nikmat yang ada, itu semua dari Allah..

Dan pastinya itu lah yang terbaik, hatta terhantuk kepala sekali pun..kan..kan..

“3 tahun minimum nak sambung belajar tu..dah la kena pindah randah setiap tahun, termasuk oversea lagi..leceh nya..”

Haa.. betul..leceh..

Timbang la balik apa keutamaan yang kita ada dalam hidup kita.

Ada orang keutamaannya pada keluarga, ada orang terletak pada kerja, dan ada juga factor-faktor lain. Tak sambung pun terbaik, sambung pun terbaik, Asalkan boleh serve the priority, itu lah yang terbaik bagi individu tu. Dan pastinya, semua takdir itu adalah TERBAIK. Allah is the best planner.

Apabila kita ada komitmen yang memerlukan untuk kita stay pada sesuatu tempat, ya diakui bahawa pilihan untuk sambung belajar agak menyukarkan.


Tidak dinafikan, masih ada individu, ramai, yang diberikan kemampuan untuk sambung belajar dan pada masa yang sama, tanggungjawab dan komitmen pada keluarga dan sebagainya diuruskan dengan baik dan tidak terabai. Rezeki dia mengikut kemampuan dia.. Semuanya telah ditetapkan oleh Allah, The Best Planner.


Saya sangat-sangat memerlukan doa dan sokongan orang sekeliling saya. Mengharapkan makbulnya doa-doa kalian untuk saya lalui hidup yang penuh liku dan cabaran.

Anyway, post yang akan datang akan berkisar tentang pengalaman bersama pesakit di orthopaedic dan juga selang seli dengan peringatan hidup dunia akhirat.

In shaa Allah.

 

**takde orang baca pun tetap nak taip juga

**menulis itu meringankan

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Kenapa kita sombong, angkuh dan takabbur

Salam Selasa
18 Rabiul Akhir 1443H 
23 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Manusia jadi sombong, angkuh, takabbur banyak sebabnya, di antaranya ialah:

1. Rupa kejadian (kecantikan, ketampanan, imej dan keterampilan). Ini akibat mewarisi sikap dan perangai Iblis laknatullah 'alaih...

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ 

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
(Al A'raaf: 12)

2. Ilmu dan pengetahuan

Sebagaimana pernyataan sombong Qarun yang dirakam Allah dalam Al Quran,

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ۚ

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku". 
(Al Qasas: 78)

قال ابن القيم رحمه الله :
"التفاخر بالعلم أسوأ حالاً عند الله من التفاخر بالمال والجاه ...!!"
[عدة الصابرين : (صـ197)]

Berkata Ibnu Qoyyim rahimahulloh ta'aala:
" Berbangga- bangga dengan ilmu adalah keadaan yang paling jelek disisi Alloh dari pada berbangga- bangga dengan harta dan kedudukan...!!
('Iddatush Shobirin: 197 )

Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak  bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu bermuhasabah dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohkan dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah (biji sawi).  Laa haula wa laa quwwata illaa billah.”
(Al Kabaa’ir ma’a Syarh li  Ibni al ‘Utsaimin hal. 75-76, cet. Daarul Kutub ‘Ilmiyah.)

3. Ibadat dan amalan

‎قال ابن عطاء الله السكندري (رحمه الله)
رب معصية اورثت ذلاً وانكساراً خير من طاعة اورثت عزاً واستكباراً.

Ibnu Athaillah Al Iskandari Rahimahullahu ta'ala berkata:
“Kadangkala perbuatan dosa yang melahirkan perasaan hina dan kerendahan hati itu lebih baik (kesannya pada individu), dari ketaatan yang melahirkan rasa mulia dan kesombongan.”
(Kitab Al Hikam)

وقال الإمام ابن القيم:
 إنك إن تبيت نائماً وتصبح نادماً؛ خير من أن تبيت قائماً وتصبح معجباً، فإن المعجب لا يصعد له عمل.

Ibnul Qayyim berkata:
"Sungguh jika kamu tidur di malam hari dan berpagi hari dalam keadaan menyesal (kerana tidak qiyamul lail), itu jauh lebih baik daripada kamu bermalam lalu bangun untuk melaksanakan qiyamul lail namun berpagi hari dalam keadaan berbangga diri. Kerana sesungguhnya orang yang ujub amalnya tidak diangkat (tidak diterima) atasnya."
(Madarijus Salikin) 
  
4. Harta dan pengikut

Allah ta’ala banyak memberi contoh dalam Al Quran individu dan kaum yang sombong supaya dijadikan sempadan,

وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا 

dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat".
(Al Kahfi: 34)

فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ 

Adapun kaum 'Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?"
(Fussilat: 15)

5. Pangkat, kedudukan dan kekuasaan

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُودُهُ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ إِلَيْنَا لَا يُرْجَعُونَ 

dan berlaku angkuhlah Fir'aun dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.
(Al Qasas: 39)

6. Nasab dan keturunan

Sedangkan berbangga-bangga dengan keturunan itu termasuk perilaku jahiliyah. 

 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَذْهَبَ عَنْكُمْ عُبِّيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَفَخْرَهَا بِالْآبَاءِ مُؤْمِنٌ تَقِيٌّ وَفَاجِرٌ شَقِيٌّ أَنْتُمْ بَنُو آدَمَ وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ لَيَدَعَنَّ رِجَالٌ فَخْرَهُمْ بِأَقْوَامٍ إِنَّمَا هُمْ فَحْمٌ مِنْ فَحْمِ جَهَنَّمَ أَوْ لَيَكُونُنَّ أَهْوَنَ عَلَى اللَّهِ مِنْ الْجِعْلَانِ الَّتِي تَدْفَعُ بِأَنْفِهَا النَّتِنَ

Daripada Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian kesombongan ala Jahilliyah dan kebanggaan kalian dengan nenek moyang. (Yang ada adalah) orang beriman yang bertakwa dan orang yang jahat yang sengsara. Kalian adalah anak cucu Adam, dan Adam tercipta dari tanah. Maka, hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan mereka terhadap kaumnya; sebab mereka hanya (akan) menjadi arang jahannam, atau di sisi Allah mereka akan menjadi lebih hina dari serangga yang mendorong kotoran dengan hidungnya."
(Hadith Riwayat Abu Daud)
 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا أَبَانُ بْنُ يَزِيدَ ح و حَدَّثَنِي إِسْحَقُ بْنُ مَنْصُورٍ وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا حَبَّانُ بْنُ هِلَالٍ حَدَّثَنَا أَبَانُ حَدَّثَنَا يَحْيَى أَنَّ زَيْدًا حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا سَلَّامٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أَبَا مَالِكٍ الْأَشْعَرِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ الْفَخْرُ فِي الْأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ وَالْاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ وَقَالَ النَّائِحَةُ إِذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطِرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

"Ada empat perkara yang masih ada pada umatku yang termasuk perilaku Jahiliyah yang tidak akan mereka tinggalkan, yaitu membanggakan nenek moyang, mencela kerabat, meminta hujan dengan bintang dan meratapi kematian.  Dan baginda bersabda: Orang yang meratapi mayyit, jika ia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba maka pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan memakai baju panjang yang berwarna hitam dan memakai perisai dari pedang yang sudah karatan..."
(Hadith Riwayat Muslim)
 
وقال: {كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ}

Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.
(Ghafir: 35)

Justeru, perhalusilah hati agar jangan ada kesombongan, keangkuhan dan takabbur dalam dirimu.......

Monday, 22 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Pengakhiran Hidup Kita

Salam Ahad
16 Rabiul Akhir 1443H 
21 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Tiada siapa tahu pengakhiran hidupnya sendiri, tambah lagi pengakhiran hidup orang lain...

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata: Rasulullah SAW menyampaikan kepada kami dan Baginda adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam syurga.
(Hadith Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Perhitungan hidup seseorang hamba itu akan dinilai pada pengakhiran hidupnya...

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِىِّ قَالَ نَظَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِلَى رَجُلٍ يُقَاتِلُ الْمُشْرِكِينَ ، وَكَانَ مِنْ أَعْظَمِ الْمُسْلِمِينَ غَنَاءً عَنْهُمْ فَقَالَ « مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَلْيَنْظُرْ إِلَى هَذَا » . فَتَبِعَهُ رَجُلٌ فَلَمْ يَزَلْ عَلَى ذَلِكَ حَتَّى جُرِحَ ، فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ . فَقَالَ بِذُبَابَةِ سَيْفِهِ ، فَوَضَعَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ، فَتَحَامَلَ عَلَيْهِ ، حَتَّى خَرَجَ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « إِنَّ الْعَبْدَ لَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ ، وَيَعْمَلُ فِيمَا يَرَى النَّاسُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ وَهْوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا »

Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata bahwa Nabi SAW pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang perajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya Baginda malah berkata, “Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Maka seseorang mengikutinya, dan terus ia mengikuti hingga perajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit). Lalu serta merta, ia ambil hujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.

Selanjutnya Nabi SAW bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni syurga, namun berakhir menjadi penghuni neraka.

Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni syurga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” 
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Dalam riwayat lain disebutkan,

‎وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” 
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لاَ عَلَيْكُمْ أَنْ لاَ تُعْجَبُوا بِأَحَدٍ حَتَّى تَنْظُرُوا بِمَ يُخْتَمُ لَهُ فَإِنَّ الْعَامِلَ يَعْمَلُ زَمَاناً مِنْ عُمْرِهِ أَوْ بُرْهَةً مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ صَالِحٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلاً سَيِّئاً وَإِنَّ الْعَبْدَ لِيَعْمَلُ الْبُرْهَةَ مِنْ دَهْرِهِ بِعَمَلٍ سَيِّئٍ لَوْ مَاتَ عَلَيْهِ دَخَلَ النَّارَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ فَيَعْمَلُ عَمَلاً صَالِحاً وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْراً اسْتَعْمَلَهُ قَبْلَ مَوْتِهِ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ « يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ ثُمَّ يَقْبِضُهُ عَلَيْهِ.

“Janganlah kalian kagum dengan amalan seseorang sampai kalian melihat amalan akhir hayatnya. Kerana mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan amalan yang soleh, yang seandainya ia mati, maka ia akan masuk syurga. Akan tetapi, ia berubah dan mengamalkan perbuatan jelek. Mungkin saja seseorang beramal pada suatu waktu dengan suatu amalan jelek, yang seandainya ia mati, maka akan masuk neraka. Akan tetapi, ia berubah dan beramal dengan amalan shalih. Oleh karenanya, apabila Allah menginginkan satu kebaikan kepada seorang hamba, Allah akan menunjukinya sebelum ia meninggal.” Para sahabat bertanya,“Apa maksud menunjuki sebelum meninggal?” Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “iaitu memberikan ia taufik untuk beramal soleh dan mati dalam keadaan seperti itu.” 
(Hadith Riwayat Ahmad)

Justeru, usahlah menghukum dan menghakimi hidup orang lain. Bahkan yang lebih utama ialah merasa bimbang dengan nasib diri sendiri di akhir penghidupan nanti........

Wednesday, 17 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al-Quran 📖 : Beramal tetapi tiada manfaat adalah rugi

Salam Rabu
12 Rabiul Akhir 1443H 
17 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Orang yang sudah beramal namun tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari amalannya tersebut, maka ia adalah seorang yang rugi. 

Dan seorang yang paling rugi pula ialah seorang yang tidak mendapatkan manfaat apa-apa dari amalannya dalam keadaan ia menyangka dia sentiasa melakukan kebaikan.

Tidaklah seseorang itu rugi bilama dia beriman, beramal soleh dan menyeru kepada kebaikan...

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.

"Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar".
(Al-Asr: 3)

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” Iaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya”.
(Al Kahfi: 103-104)


Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebut dalam kitab tafsirnya:

 فقال ( الذين ضل سعيهم في الحياة الدنيا ) أي عملوا أعمالا باطلة على غير شريعة مشروعة مرضية مقبولة ( وهم يحسبون أنهم يحسنون صنعا ) أي يعتقدون أنهم على شيء وأنهم مقبولون محبوبون .

“Firman Allah [orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini] maksudnya orang-orang yang mengamalkan amalan-amalan yang batil, tidak sesuai syariat yang diredhai dan diterima oleh Allah. [sedangkan mereka menyangka bahawa mereka berbuat sebaik-baiknya] maksudnya mereka berkeyakinan bahwa mereka berada di atas kebaikan dan meyakini amalan mereka diterima dan dicintai Allah”.
(Tafsir Ibnu Katsir).

Manusia sering tertipu dengan penilaian terhadap dirinya sendiri. Iaitu apabila neraca ukuran yang digunakan ialah aqal dan nafsunya sahaja. Dan meninggalkan panduan petunjuk dan bimbingan taufik Allah ‘Azza wa Jalla.

Apabila amalan yang dilakukan bukan kerana Allah, maka ia akan menjadi sia-sia...

وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

"Dan Kami tujukan perbicaraan kepada apa yang mereka telah kerjakan dari jenis amal (yang mereka pandang baik), lalu Kami jadikan dia terbuang sebagai debu yang berterbangan".
(Al-Furqan: 23)

Ikhlaskanlah ibadahmu semata-mata kerana Allah...

فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

"Oleh itu maka sembahlah kamu akan Allah dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya (dan menjauhi bawaan syirik), sekalipun orang-orang kafir tidak menyukai (amalan kamu yang demikian)".
(Ghafir: 14)

اللهم اَرِنا الحقَّ حقًّا وَارزُقنَا اتِّباعَه وارنا الباطِلَ باطلاً وارزقنا اجْتِنابَه

Ya Allah Perlihatkanlah kami kebenaran itu sebagai kebenaran, rezekikanlah kami dapat mengikuti kebenaran.

Dan perlihatkanlah kami kebatilan itu sebagai kebatilan, rezekikanlah kami dapat menjauhi kebatilan.

Justeru, usahlah merasa aman dengan amalan diri sendiri. Mohonlah panduan dan bimbinganNya agar engkau tidak tertipu dengan dirimu sendiri.....

Tuesday, 16 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 Jiwa dan Ilmu Yang Bermanfaat

Salam Selasa
11 Rabiul Akhir 1443H 
16 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Jiwa manusia akan jadi kuat bila dalam hatinya ada ilmu yang bermanfaat ( العلم النافع ), yang benar ( العلم الحق )

Firman Allah ‘Azza wa Jalla,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ 

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(Az Zumar: 9)


يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Al Mujadalah: 11)

وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ 

Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
(Ali 'Imran: 79)

Sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam, 

العلم علمان :

فعلم في القلب فذالك هو العلم النافع ؛ وعلم على اللسان فذالك حجة الله على ابن آدم

`Ilmu itu ada dua jenis:
Ilmu yang ada dalam hati (disertakan amal), maka itulah yang bermanfaat; dan ilmu (yang hanya) berada di atas lidah (tanpa diamal), maka itulah ilmu (yang menjadi) hujjah Allah (untuk mendakwa kesalahan) terhadap anak Adam.’

Riwayat Ibnu Syaibah dan Al Khatib

Kata Imam Ghazali RahimahulLah Ta’ala:

نقلاً من كتاب ( بداية الهداية ) للإمام الغزالي

والعلم النافع
هو ما يزيد في خوفك من الله تعالى، ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك، ويزيد في معرفتك بعبادة ربك، ويقلل من رغبتك في الدنيا، ويزيد في رغبتك فني الآخرة، ويفتح بصيرتك بآفات أعمالك حتى تحترز منها، ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره ؛

`Ilmu yang memberi manfaat itu ialah ilmu yang menambahkan perasaan takutmu kepada Allah Ta’ala; (ilmu) yang menambahkan celik mata hatimu terhadap keaiban-keaiban dirimu; (ilmu) yang menambahkan ibdahmu kepada Tuhanmu ‘Azza wa Jalla dengan sebab makrifatmu kepadaNya; (ilmu) yang mengurangkan gemar kasihmu kepada dunia; (ilmu) yang menambahkan gemar kasihmu kepada akhirat; (ilmu) yang membukakan pandangan mata hatimu terhadap kebinasaan-kebinasaan segala amalmu sehingga kamu dapat memeliharakan dirimu daripadanya; (ilmu) yang menampakkan kepada kamu segala perdayaan syaithan dan tipuannya’.
(Kitab Bidayatul Hidayah)

Perumpamaan orang berilmu...

عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ

Dari Abu Musa dari Nabi SAW, Baginda bersabda: "Perumpamaan petunjuk dan ilmu pengetahuan yang Allah mengutusku untuk menyampaikannya adalah seperti hujan lebat yang jatuh ketanah. Diantara tanah itu ada jenis yang dapat menyerap air (subur) sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rumput yang banyak. Dan ada tanah yang keras lalu menahan air (tergenang) sehingga dapat diminum oleh manusia, memberi minum haiwan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan ada tanah yang  permukaannya yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan juga tidak dapat menumbuhkan tanaman. Perumpamaan itu adalah seperti orang yang belajar agama yang faham dan dapat memanfaatkan apa yang aku disuruh Allah menyampaikannya, dipelajarinya dan mengajarkannya. Begitu jugalah perumpamaan orang yang tidak mahu memikirkan dan mengambil peduli dengan petunjuk Allah yang aku diutus untuk menyampaikannya".
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Allah akan beri ilmu kepada sesiapa yang Dia kehendaki...

یُؤۡتِی ٱلۡحِكۡمَةَ مَن یَشَاۤءُۚ وَمَن یُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ أُوتِیَ خَیۡرࣰا كَثِیرࣰاۗ 

"Allah memberikan Hikmat kebijaksanaan (ilmu yang berguna) kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut aturan yang ditentukanNya). Dan sesiapa yang diberikan hikmat itu maka sesungguhnya ia telah diberikan kebaikan yang banyak."
(Al-Baqarah: 269)

Kehebatan dan kekuatan ilmu yang benar membuahkan makrifat, khauf, membuka pandangan mata hati ('ainul basyirah), menguja amalan, memperlihatkan hakikat hidup dunia dan akhirat serta memelihara diri dan berhati-hati terhadap tipu daya syaitan.

Ilmu pengetahuan perlu disertai dengan petunjuk hidayah Allah. Dengannya manusia akan terdorong melakukan perkara-perkara bermanfaat dan bencikan perkara-perkara yang membawa mudarat.

Tiada kejayaan sebenar dapat dikecapi tanpa ilmu. Oleh kerana itu, jangan bakhil untuk melabur harta dan tenaga untuk menambah ilmu dan motivasi untuk beramal. Sama ada ilmu berkait kepakaran duniawi, lebih-lebih lagi ilmu bagi mencapai keselamatan di akhirat.

Inilah kebaikan-kebaikan yang akan muncul dalam diri seorang hamba bila Alla 'Azza wa Jalla mengkehendakinya.

من يرد الله به خيراً يفقهه في الدين 

Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Dia akan fahamkannya dengan agamaNya.
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Justeru, mana mungkin seorang yang ikhlas dalam berilmu dan bermujahadah dan beramal dengan ilmu yang benar akan jadi lemah jiwanya, cepat tumbang dalam perjuangan dan tersasar dari landasan Islam dan perjuangannya........

Monday, 15 November 2021

Perjalanan hidup setiap kita berbeza. Jangan dibandingkan

Dalam dunia ni, semua benda bergerak dalam zon masa masing2.
 
Ada yg masih single...-
Ada yg nikah 20 ribu belanja, sebulan dah berpisah..
Ada yg dah nikah 10 tahun tapi masih belum ada anak.
Ada yg baru nikah bulan lepas, hari ni dah mengandung.

Ada yg grad umur 23 tapi terpaksa tunggu 5 tahun sebelum dapat kerja tetap.
Ada juga yg grad umur 29 tapi lepas grad terus dapat kerja jawatan tetap.

Ada yg muda lagi umur 25 jadi CEO tapi umur 50 dah meninggal.
Ada juga yg umur 50 baru jadi CEO dan hidup sampai umur 90.

Zon masa kita semua tak sama...
Jadi tak perlu merasa kita 'tertinggal' hanya bila nampak org lain lebih berjaya, masa kita belum sampai...
Obama retired masa umur dia 55, tapi Trump 'bermula' pada umur 70.
Hanya zon masa mereka saja yg berbeza.
Tapi sama2 dapat jadi Presiden.

Ada yg dipanggil Datuk pada usia 47 tahun, dan ada yg dah ada cucu di umur yg sama...
Malah ada yg baru menimang cahaya mata pertama di umur yg sama...

Ada yg 'depan' dari kita...
Tapi ada juga yg 'belakang' kita.
Semua org bergerak dalam laluan yg berbeza pada zon masa yg berlainan.

ALLAH ada perancangan berbeza utk kita semua.
Jgn dengki, jgn sakit hati, jgn sedih...
Mereka bergerak dgn zon masa mereka dan kita pun ada zon masa sendiri.

You are not late.
You are not early
You are just on time.
Jgn stress.
Keep going..teruskan dgn apa yg dikerjakan.

Percayalah bahawa perancangan ALLAH jauh lebih baik, rezeki kita telah dicatit olehNya.

Siapa nak jaga kita bila kita dah tua?

Ada org, dia susah hati kerana belum bertemu jodoh. 
Difikiran nya siapa lah yg akan jaga aku bila aku dah tua nanti.

Ada org, dah berkahwin tapi belum punya anak, pun terfikir siapa kah yg akan jaga aku bila aku dah tua nanti.

Ada org, ada anak, tapi hanya seorang, pun terfikir, kalau dia kerja jauh siapalah yg nak jaga aku nanti.

Ada org, anaknya semua lelaki.....
Juga terfikir siapalah yg akan jaga aku nanti. 
Nak ke menantu perempuan aku nanti jaga aku???

Ada org, anaknya semua perempuan, sama juga. 
Terfikir kalau semua tu nanti ikut suami masing2.. siapalah yg nak jaga aku nanti.

Apa masalah kita sebenarnya?

Kita letakkan masa depan kita di tangan manusia.
Di tangan anak.
Di tangan suami.

Walhal yg jaga kita itu ALLAH.

Berapa ramai org yg anaknya ramai, cukup nisbah lelaki perempuannya, namun masih terabai hidup bersendirian di rumah usangnya sehingga meninggalnya juga seorang diri.

Berapa ramai juga org yg saya jumpa hidupnya tidak bertemu jodoh, namun pada usia 60, 70, 80 masih sihat, boleh urus diri jauh lebih baik daripada org yg usianya baru jejak 50-an namun sudah sakit lutut jalan bertongkat walau anak2 ada di sisi menjaga. 

ltulah kita kata rezeki.
Dan rezeki itu hak ALLAH.
Yakin
Yakin
Yakin

Jgn runsingkan kerja ALLAH.
Runsingkan kerja kita yg asyik tak siap ni.

Jgn runsing belum ketemu jodoh
Jgn bising masih belum ada zuriat
Jgn sedih hanya kerana beranak sorang
Jgn kalut kalau hanya ada anak lelaki
Jgn cemas jika hanya ada anak perempuan.

Lebih dari itu jgn takbur sangat kita ada jodoh, anak ramai, cukup laki perempuan.

Jgn pertikaikan...
"eh nanti tua siapa nak jaga kau." 
Kita sendiri pun belum tahu nasib kita nanti
Sempat ke kita tua? 

Masa depan kita sentiasa dlm kekuasaan ALLAH.
Dan ALLAH itu Maha adil.
Setiap org akan dapat apa yg ALLAH kata dia layak dapat. Kuatkan pergantungan kpd ALLAH, itu yg paling penting.

Pendek kata ALLAH ADA. Jangan takut

ALLAH sebaik-baik perancang.. ALLAH sebaik-baik pelindung

Jom share... 😊😊😊👍👍👍

Salin dan tampal dari group alumni undergrad..
Sekadar peringatan dan pemujuk hati bagi mereka yang sentiasa mempertikaikan perjalanan hidup..

Sunday, 14 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 Sahabat Dunia dan Akhirat

Salam Ahad
09 Rabiul Akhir 1443H 
14 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Teman dunia dan akhirat...

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم
 بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Allah, pada waktu pagi dan petang, (yang mereka itu) menginginkan wajah-Nya. 
(Al-Kahfi: 28)


Oleh itu, bersama dengan teman-teman yang soleh (baik) dan musleh (memperbaikkan) amatlah penting dalam kehidupan ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Dari Abu Hurairah RA bahawa Nabi SAW bersabda: "Seorang laki-laki itu bergantung dengan agama teman pergaulannya (sahabat rapat), maka hendaklah salah seorang melihat siapa yang menjadi teman pergaulan.
(Hadith Riwayat Abu Daud)

حَدَّثَنَا أَبُو بُرْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا بُرْدَةَ بْنَ أَبِي مُوسَى عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Telah menceritakan kepada kami Abu Burdah bin 'Abdullah berkata; Aku mendengar Abu Burdah bin Abu Musa dari bapaknya RA berkata; Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan orang yang bersahabat dengan orang soleh dan orang yang bersahabat dengan orang buruk perangai seperti penjual minyak wangi dan tukang kimpal besi. Pasti engkau akan dapat bauan wangi dari penjual minyak wangi samada membeli atau tidak. Sedangkan dari tukang besi kamu akan merasa bahang atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap".
(Hadith Riwayat Al-Bukhari)

Keperibadian seseorang berkait rapat dengan kebiasaan teman atau sahabat baik yang ia sering bergaul (tingkah lakunya sering dipengaruhi oleh  tingkah laku dan gaya hidup teman rapatnya).

Dalam sebuah atsar, sifat teman-teman sejati disebut oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا أَبَرَّ هَذِهِ اْلأُمَّةِ قُلُوْبًا، وَأَعْمَقَهَا عِلْمًا، وَأَقَلَّهَا تَكَلُّفًا، وَأَقْوَمَهَا هَدْيًا، وَأَحْسَنَهَا حَالاً، قَوْمٌ اخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ وَلإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْهُمْ فِي آثَارِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ

“Barangsiapa di antara kamu yang ingin mencontohi, hendaklah mencontohi para sahabat Rasulullah SAW. Kerana sesungguhnya mereka adalah umat yang paling mulia hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit sikap menyusahkan, dan paling lurus petunjuknya, serta paling baik keadaannya. Suatu kaum yang Allah telah memilih mereka untuk menjadi sahabat NabiNya, untuk menegakkan agamaNya, maka ketahuilah kelebihan mereka, serta ikutilah jejak langkah mereka, kerana sesungguhnya mereka berada di atas petunjuk jalan yang lurus.” 
(Ibnu ‘Abdil Baar dalam kitabnya Jami’ul Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, tahqiq: Abul Asybal)

Usah menyesal di akhirat nanti.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً

“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata: “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan syaitan itu tidak mahu menolong manusia”.
(Al Furqan: 27-29)

Carilah teman rapat yang Soleh. Kata Imam Ahmad Ibn Hanbal: 

وَإِخْوَانُهُ الأَدْنُونَ كُلُّ مُوَفِّقِ   بَصِيرَةٍ بِأَمْرِ اللهِ يَسْمُو إِلَى الْعُلاَ

“Saudara yang dekat dengannya adalah setiap orang yang (menjadi sahabat kita, yang dengan sebab dia, kita) beroleh taufik, (dengan sebab kita berkawan dengan dia, kita dapat) memahami perintah Allah serta (dengan sebab dia, kita) suka kepada hal-hal yang meninggikan darjat (di sisi Allah)”.

Carilah teman untuk ke syurga...

Berkata Al-Imam Assyafi'i Rahimahullah:
"Apabila kalian memiliki teman yang membantumu dalam ketaatan maka genggam erat tangannya, karena mendapatkan seorang sahabat itu sulit sedangkan berpisah darinya itu mudah".

Berkata Al-Imam Hasan Al Bashri Rahimahullah:
"Sahabat-sahabat kami lebih kami cintai daripada keluarga dan anak-anak kami, karena keluarga kami mengingatkan kami pada dunia, sedangkan sahabat-sahabat kami mengingatkan kami pada akhirat. Dan sebagian sifat mereka adalah : 
itsar (mendahulukan orang lain dalam perkara dunia).

Carilah orang yang soleh dan berakhlak mulia sebagai teman dan sahabat untuk kita bersama mereka. Moga tempias kebaikannya mempengaruhi kita.

Ayuh pastikan dengan siapa kita bergaul.

Justeru, jadilah teman sejati kepada teman-teman sejati mu.......

Friday, 12 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 : Tabiat Tergesa-Gesa Merugikan Diri

Salam Jumaat
07 Rabi'ul Akhir 1443H
12 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Perhalusi mengenal dan mendidik budi...

 خُلِقَ ٱلْإِنسَـٰنُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُو۟رِيكُمْ ءَايَـٰتِى فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ ﴿٣٧

Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perIihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.
(Al Anbiya': 37)
Oleh kerana itu, manusia perlu belajar, berlatih mendidik dan mengawal diri agar tidak dikuasai oleh sikap dan perangai tergopoh-gapah, tergesa-gesa dan terburu-buru. Bahkan belajarlah tenang dan berhati-hati (anaah أناة)

 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَنَاةُ مِنْ اللَّهِ وَالْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِ 
 رواه الترمذي 

Sifat hati-hati (waspada) itu dari Allah dan tergesa-gesa itu godaan dari syaitan.
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

قال ابن القيم: لا حكمة لجاهل ولا طائش ولا عجول

Imam Ibnu Qayyim berkata:
"Tidak ada hikmah kebijaksanaan bagi seorang yang jahil, juga seorang yang cuai dan juga seorang yang terburu-buru".

Menurut Imam al-Ghazali:
Sifat anaah ( أناة ) itu merangkumi dua prinsip, iaitu tawaqquf ( توقف ) dan taanni ( تأني ). Maksud tawaqquf ialah terlebih dahulu menyelidiki sesuatu urusan sebelum memulakan pelaksaannya sehingga ternyata kebenaran dan kebaikannya, manakala taanni bermaksud, berhati-hati-hati pada permulaan dan semasa melaksana sesuatu urusan supaya berjalan dengan lancar dan sewajaranya, sehingga tercapai matlamat. Tindakan berhati-hati dalam beribadat dan menangani segala urusan (mengikut konsep anaah) itu amat dituntut, manakala tergesa-gesa atau tergopoh-gapah (al-'ajalah) itu ditegah. 

Sikap gopoh-gapah, tergesa-gesa dan terburu-buru merupakan penyakit hati berpunca daripada keinginan nafsu yang tersembunyi yang mendesak seseorang agar segera mengerjakan sesuatu urusan sebaik-baik sahaja terlintas di hati, tanpa perancangan dan pertimbangan terlebih dulu. Urusan itu lalu dikerjakan dengan terburu-buru nafsu. Khususnya dalam berbuat amal kebajikan, ada orang yang ingin segera mencapai martabat yang tinggi, lalu dengan tergopoh-gapah mengerjakan ibadat supaya segera mencapai hajatnya itu. Orang yang bergopoh-gapah seperti itu hanya akan bersungguh-sungguh mengerjakan ibadatnya pada peringkat awalnya saja. Apabila hajatnya, matlamat ibadatnya, tidak tercapai dalam masa yang singkat, dia mudah menjadi lemah dan terus kecewa, lantas dia meninggalkan kesungguhannya itu. Kesungguhan dan kegopohannya itu menyebabkan dia kepenatan dan tidak terdaya lagi hendak meneruskan ibadatnya. Akhirnya, kerja ibadatnya terbengkalai dan cita-cita ingin mencapai martabat idamannya itu luput dengan begitu saja. Dalam keadaan bergopoh-gapah, kerapkali seseorang itu melakukan kesilapan atau kecuaian sehingga melakukan kerja di luar kebajikan pula atau menyeleweng dari syariat.

قال شداد بن أوس: رأيت النبي صلى الله عليه و سلم يبكي، فقلت: ما يبكيك يا رسول الله؟ قال:
 أخوف ما أخاف على أمتي الشرك والشهوة الخفية. قلت: يا رسول الله أتشرك أمتك من بعدك؟ قال: نعم أما إنهم لا يعبدون شمساً ولا قمراً ولا حجراً ولا وثناً ولكن يراؤون بأعمالهم 
[أخرجه الإمام أحمد عن شداد بن أوس ]

Syidad bin Aus RA berkata:
"Aku melihat Rasulullah SAW menangis, maka aku berkata: "Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Rasulullah". Rasulullah SAW bersabda: "Yang paling aku takut ke atas ummatku ialah syirik dan syahwat yang tersembunyi. Aku bertanya: "Wahai Rasulullah! apakah ummatmu akan berlaku syirik selepas kewafatanmu?". Nabi SAW bersabda: "Ya, mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu dan berhala tetapi mereka berlaku riya' dengan amalan mereka".
(Hadith Riwayat Ahmad)

Maka tidak hairan seorang alim boleh jadi fasiq, seorang ahlu ibadah boleh jatuh ke dalam maksiat, seorang pemimpin boleh jadi rakus dan sombong. Tambah lagi orang awam yang jahil akan lebih jauh dan dalam kelalaian dan kecuaiannya bila dikuasai nafsu sehingga membawa kepada sikap dan perangai gopoh, terburu-buru dan tergesa-gesa.

Justeru, berhati-hati dan bersabarlah........

Thursday, 11 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Hamba menghadapi Takdir

Salam Khamis
06 Rabiul Akhir 1443H
11 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Apabila suatu ketentuan takdir Allah itu berlaku, manusia tidak akan dapat mengubahnya.

Manusia juga tidak ada pilihan untuk mengelaknya kerana ianya adalah sebuah takdir.

سَوابِقُ الهِمَمِ لا تُخرِقُ أسوَارَ الأَقدَار

“Keras kemahuan hati tidak dapat menembusi benteng takdir".
(Al Hikam - Ibnu ‘Athaillah)

Bergantung haraplah kepada Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Mengetahui

ذَ ٰ⁠لِكَ تَقۡدِیرُ ٱلۡعَزِیزِ ٱلۡعَلِیمِ

"itu adalah takdir Tuhan yang Maha Kuasa, lagi Maha Mengetahui;"
(Yasiin: 38)

Namun, manusia ada pilihan bagaimana untuk menghadapi dan melaluinya.

Seorang hamba itu, apabila menghadapi takdir...

1. Memahami makna takdir yang sebenarnya. Takdir adalah ketentuan Allah ‘Azza wa Jalla dan bukan pilihan manusia.

2. Tidak buruk sangka pada Allah ‘Azza wa Jalla dan pada orang lain. 

3. Tidak menyalahkan orang lain. Apatah lagi untuk menyalahkan Allah ‘Azza wa Jalla.

4. Sewajarnya bermuhasabah dengan diri dan perilaku diri. Juga hubungannya dengan Allah ta’ala. Lantas berusaha memperelokkannya.

5. Merenung hikmah pada sisi kehidupan dengan pandangan mata hati.

6. Menerima apa yang menimpa dengan lapang dada, dan redha untuk meneruskan kehidupan yang berbaki.

7. Meyakini selalu ada jalan untuk bersyukur sebagai seorang hamba.

وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ‎

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
(Al-Anbiya’: 35)

Kata Imam Ibnu Katsir rahimahullah ta’ala:
“Kami (Allah) menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang engkat, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”.

Allah menciptakan sekalian mahluk beserta takdir yang sempurna.

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

"dan Dia lah yang menciptakan tiap-tiap sesuatu lalu menentukan keadaan makhluk-makhluk itu dengan ketentuan takdir yang sempurna".
(Al-Furqan: 2)

Justeru, pilihlah untuk menjadi seorang hamba Allah.......

Wednesday, 10 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Dunia yang Sementara

Salam Selasa
04 Rabiul Akhir 1443H 
09 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Sungguh indah ungkapan Saiyyidina Ali bin Abi Thalib RA:

ارتحلت الدنيا مدبرة، وارتحلت الآخرة مقبلة، ولكل واحدةٍ منهما بنون، فكونوا من أبناء الآخرة، ولا تكونوا من أبناء الدنيا، فإن اليوم عمل ولا حساب وغدًا حساب ولا عمل.

"Dunia terus meninggalkan kita. Dan akhirat terus mendekati kita. Dan bagi setiap keduanya itu ada anak-anak . Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan janganlah kalian menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya hari ini adalah beramal dan tidak ada hisab, dan esok adalah hisab dan tidak ada lagi beramal".



Ungkapan Saiyyidina Ali RA ini mengingatkan kita bahwa manusia itu harus selalu siap siaga, selalu memperbaiki keadaannya, memperbaharui taubatnya, memperelok amalan dan akhlaqnya dan harus mengetahui bahawa dia sedang berhubungan dan sedang menuju kepada Rabb Yang Maha Mulia, Maha Kuat, Maha Agung, dan Maha Penyayang .

Di antara cara untuk hati sentiasa merasai semakin hampirnya hari kiamat ialah dengan menyedari dan mengingati kedatangan saat kematian. Kematian adalah kiamat kecil kepada kehidupan manusia.

Firman Allah 'Azza waJalla :

وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّـهُ نَفْسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَا ۚ وَٱللَّـهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan".
(Al-Munaafiquun: 11)

‎قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَـٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.
(Al-Jumu’ah: 8)

Mengingati mati adalah satu perkara yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ianya dapat dilihat melalui peringatan dan tawjihat Rasulullah SAW dalam hadithnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ يَعْنِي الْمَوْتَ
(رواه الترمذي)

dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda:
Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan iaitu kematian.

عن ابن عمر رضى الله عنهما قال : اتيت النبي صلى الله عليه وسلم عا شرة فقام رجل من الانصار فقال : من اكيس النس و احزم الناس ؟ قال : اكثر هم ذكرا للموت واكثرهم استعدادا للموت، اوﻟﺌﻚ الاكيس، ذهبوا بشرف الدنيا وكرامة الاخرة.
رواه الطبرانى باسناد حسن

Berkata Ibnu Umar r.anhuma:
Pada suatu hari aku datang menjumpai Rasulullah SAW sedang berada di tengah-tengah sahabat-sahabat baginda yang terkemuka. Tiba-tiba salah seorang Sahabat dari Anshar berdiri dan bertanya kepada Rasulullah: Ya Nabi Allah, siapakah manusia yang paling pintar dan siapa pula yang cerdas otaknya? Rasulullah SAW lalu menjawab: (Yang paling cerdas) ialah yang paling banyak mengingat-ingat mati, dan yang paling banyak bersedia bekalan untuk menghadapi mati . mereka pergi dengan kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat.
(Hadith Riwayat At-Thabrani)

Ini bererti merasai kedatangan mati, mengingatinya dan bersedia untuk menghadapinya menjadikan seorang hamba Allah itu seorang yang serius dalam persiapan untuk menemui Tuhannya Rabbil Jalil, demi merebut redha dan syurgaNya...

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,(40) maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).(41)
(An-Naziaat: 40-41)

Di antara persiapan dan persediaan untuk menemui kematian ialah...

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ 

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal kematian)
(Al-Hijr: 99)

Justeru, istiqamahlah mengabdi diri, beribadah ikhlas hanya padaNya sehingga ke saat ajal tiba......

Sunday, 7 November 2021

Saturday, 6 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Larangan Menghina dan Mencerca

Salam Khamis
28 Rabi' al-Awwal 1443H
04 Nov 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Kenapa suka menghina dan memperkecilkan orang lain, sedangkan Allah ta’ala terang-terangan melarang dan mengharamkannya?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ...

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.
(Al Hujurat: 11)
Kenapa gemar menggelarkan seorang yang lain dengan gelaran yang buruk, sedangkan Al Quran melarangnya?

وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ.

Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
(Al Hujurat: 11)

Kenapa suka mencaci mencerca, sedangkan ianya bukan sifat seorang yang beriman dan bukan dari ajaran Ar Rasul SAW.

Rasulullah SAW bersabda,

إنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً

Sesunguhnya aku tidak diutus sebagai tukang melaknat, tetapi aku diutus sebagai rahmat.

Baginda juga bersabda:

 سِبَابُ المسْلِمِ فُسُوْق

Mencaci maki seorang Muslim adalah suatu kefasikan.

Dalam riwayat lain disebutkan:

‎اَلْمُسْتَبَّانِ شَيْطَانَانِ يَتَهَاتَرَانِ وَيَتَكَاذَبَانِ

Dua orang yang saling memaki adalah seperti dua syaitan yang saling menjatuhkan dan mendustakan lawannya.

Dalam sebuah riwayat dari Jabir disebutkan:

‎قَالَ جَابرٌ بن سليْم رَضيَ اللهُ عَنْه : قُلْتُ: اعْهَدْ إِلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: لَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا قَالَ: فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ حُرًّا، وَلَا عَبْدًا، وَلَا بَعِيرًا، وَلَا شَاةً،

Dari Jabir bin Salîm  bercerita,
“Aku berkata, ‘Buatlah ikatan perjanjian denganku wahai Rasulullah!’ 

Baginda SAW lalu menjawab, “Janganlah sekali-kali engkau memaki orang lain“. 

Kata Jabir, “Sejak itulah aku tidak pernah memaki seorang pun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, termasuk tidak memaki unta dan kambing”. 
(Hadith Riwayat Abu Daud)

Wahai saudaraku, 
Sebaik-baik seorang yang beriman ialah yang paling baik akhlaknya.

Sabda Rasulullah SAW,

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا.

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada para isteri mereka.
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

Balasan bagi orang yang sombong takbur di bumi Allah...

فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ
"maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghina kerana kamu berlaku sombong takbur di muka bumi dengan tidak berdasarkan alasan yang benar, dan kerana kamu sentiasa berlaku fasik".
(Al-Ahqaf: 20)

Akhlak seorang Muslim...

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Baginda mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya."
(Hadith Riwayat Muslim)

Justeru, marilah kita memelihara hak saudara Muslim kita dengan tidak berakhlak buruk terhadap mereka serta tidak menzaliminya......

Tuesday, 2 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Dosa Yang Meresahkan Jiwa

Salam Ahad
24 Rabi' al-Awwal 1443H 
31 Okt 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Dosa itu meresahkan jiwa kerana orang yang berdosa bukan sahaja menentang Ilahi tetapi menentang hati nuraninya sendiri.

وَٱللَّهُ لَا یُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِیمٍ
"Dan Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang kekal terus dalam kekufuran, dan selalu melakukan dosa."
(Al-Baqarah: 276)

Dosa bukanlah perkara remeh kerana dosa akan membawa manusia ke neraka, iaitu tempat azab yang paling dahsyat. Kita mesti benci dan takut melakukan dosa sepertimana kita tidak mahu tercampak ke dalam api neraka. Dosa itu menjadi punca murka Allah kepada kita. Apabila Allah murka, hidup kita tidak akan diredhai di dunia mahupun di akhirat. Kita lihat sahaja akibat yang berlaku kepada kaum-kaum terdahulu oleh kerana dosa yang mereka lakukan.

Allah inginkan kita belajar daripada pendosa. Banyak ibrah yang boleh diambil daripada sisi gelap sama seperti sisi terang pada sesuatu peristiwa. Bak kata pepatah, yang baik dijadikan teladan, yang buruk (jahat) dijadikan sempadan. Setiap pendosa pasti akan mendapat balasan, samada cepat atau lambat sahaja. Impak dosa pasti berlaku.

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ  اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوْٓءِ اِلَّا  مَا رَحِمَ رَبِّيْ  ؕ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Dan tiadalah aku berani membersihkan diriku; sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan, kecuali orang-orang yang telah diberi rahmat oleh Tuhanku (maka terselamatlah ia dari hasutan nafsu itu). Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
(Yusuf: 53)

Al-Nawwas bin Sam’an al-Ansari bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Apakah yang dimaksudkan dengan kebajikan dan dosa?”
Baginda bersabda yag ertinya:
“Dosa ialah apa yang menimbulkan resah di hati kamu dan kamu benci jika ia dilihat orang”.
(Hadith Riwayat Muslim) 

Kita terlupa bencana akibat dosa boleh datang dengan tiba-tiba. Rasulullah SAW pernah berdoa memohon agar Allah tidak menurunkan bala bencana ketika gerhana berlaku. Baginda akan solat dengan penuh tawaduk dan Baginda berdoa yang bermaksud:
“Tuhanku! Tidakkah engkau telah berjanji untuk tidak mengazab mereka (umat Islam), dan aku  berada bersama mereka . Tidakkan engkau telah berjanji untuk tidak mengazab mereka (umat Islam), sedangkan mereka adalah orang yang bertaubat”.
(Hadith Riwayat Abu Daud) 

Itulah sikap yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, insan yang maksum daripada dosa dan dijamin masuk syurga. Dengan segala kelebihan itupun Baginda masih tidak terasa ada jaminan keselamatan daripada bala bencana. Sinisnya, bagaimana nasib kita yang setiap masa bergelumang dengan kemungkaran dan kemaksiatan, kadang-kadang hidup di tengah kota yang dikelilingi premis dosa? Walau bagaimanapun, bencana alam atau apa jua musibah dan lain masalah  sebenarnya boleh membawa rahmat jika kita dapat mencungkil ibrahnya yang tersirat. Ia boleh diumpakan sebagai racun kepada hati yang derhaka kepada Allah tetapi penawar kepada hati yang tunduk dan patuh kepada Allah. 

Daripada Thauban RA, Nabi SAW bersabda yang maksudnya:
“Sesungguhnya seseorang insan terhalang daripada mendapat rezeki lantaran dosa yang dilakukanya”.
(Hadith Riwayat Ibnu Majah)

Moga kita tidak ditimpa azab yang membinasakan oleh Allah SWT...

 فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنْبِهِمْ فَسَوَّاهَا

"Dengan sebab dosa mereka, maka Tuhan menimpakan mereka dengan azab yang membinasakan serta Ia meratakan azab itu meliputi mereka (sehingga punah-ranah semuanya)."
(Ash-Shams: 14)

Bertaubatlah. Jika kita bertaubat, Allah berjanji akan menghapus semua akibat dosa buruk kita. Pintu taubat masih terbuka luas untuk kita.

اِلَّا مَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًاصَالِحًـا فَاُولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍ  ؕ  وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

"Kecuali orang yang bertaubat dan beriman serta mengerjakan amal yang baik, maka orang-orang itu, Allah akan menggantikan (pada tempat) kejahatan mereka dengan kebaikan; dan adalah Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
(Al-Furqan: 70)

Semoga kita  semua diampunkan oleh Allah SWT terhadap dosa-dosa kita yang telah lalu dan akan datang dan di beri-Nya rahmat dan keredhaan-Nya didunia dan akhirat.

Justeru, jauhilah semua dosa-dosa kecil atau besar dalam hidup kita dan sentiasa menghidupkan hati kita dengan iman dan taqwa dan sentiasa muraqabah dengan Allah SWT.......

Monday, 1 November 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 : Bodoh atau Pandai

Salam Jumaat
22 Rabi' al-Awwal 1443H
29 Okt 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Tiada siapa yang paling pandai dan paling bodoh di dunia ini kerana setiap yang pandai itu boleh menjadi bodoh dan setiap yang bodoh itu boleh menjadi pandai.

Hidup yang berguna adalah hidup yang ketika siang membawa suluh untuk menghadapi malam yang akan sampai.

Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata, tanda orang bodoh itu ada tiga (3), iaitu:

1. Bangga diri.

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ
"(Juga bagi) orang-orang yang berkeadaan riak (bangga diri dalam ibadat dan bawaannya)."
(Al-Ma'un: 6)

Al Faqih Abu Al Layth Rahimahullah berkata:
Sesiapa yang ingin mendapat pahala amalnya di akhirat kelak, maka mestilah beramal dengan tulus ikhlas kerana Allah SWT tanpa riyak, kemudian melupakan amal itu supaya tidak rosak oleh sifat ujub (bangga diri).
2. Banyak bicara dalam hal yang tidak bermanfaat.

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

"Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia".
(Al-Mu'minun: 3)

Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud:
"Janganlah banyak bicara, jika tidak mengenai zikrullah, maka sesungguhnya banyak bicara tanpa zikrullah itu menjadikan hati pembicaranya kesat. Sesungguhnya orang yang paling jauh dari Allah pada hari kiamat ialah orang yang kesat hati".
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang tepat - benar (dalam segala perkara)".
(Al-Ahzab: 70)

3. Melarang orang lain dari suatu perbuatan, namun ia sendiri melakukannya.

يُجَاءُ بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقَى فِى النَّارِ ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُهُ فِى النَّارِ ، فَيَدُورُ كَمَا يَدُورُ الْحِمَارُ بِرَحَاهُ ، فَيَجْتَمِعُ أَهْلُ النَّارِ عَلَيْهِ ، فَيَقُولُونَ أَىْ فُلاَنُ ، مَا شَأْنُكَ أَلَيْسَ كُنْتَ تَأْمُرُنَا بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ قَالَ كُنْتُ آمُرُكُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَلاَ آتِيهِ ، وَأَنْهَاكُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ

“Ada seseorang yang didatangkan pada hari kiamat lantas ia dilemparkan ke dalam neraka. Usus-ususnya pun terburai di dalam neraka. Lalu dia berputar-putar seperti keldai memutari penggilingnya. Lantas penghuni neraka berkumpul di sekitarnya lalu mereka bertanya: “Wahai fulan, kenapa denganmu? Bukankah kamu dahulu yang memerintahkan kami kepada kebaikan dan melarang kami dari melakukan kemungkaran?” Dia menjawab: “Memang betul, aku dulu memerintahkan kalian kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya. Dan aku dulu melarang kalian dari kemungkaran tapi aku sendiri yang mengerjakannya.”
(Hadith Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh, maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka; dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada orang-orang yang zalim".
(Ali Imran: 57)

Orang cerdik itu selalu berupaya membebaskan diri dari 3 tanda orang bodoh di atas, dan juga dari tanda-tanda yg lainnya, seperti bermalas-malasan dalam beramal ibadah dan tidak peduli dengan menuntut ilmu agama, mengharapkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat tetapi ia berjalan di atas jalan kesesatan, kesengsaraan.

Di dalam sebuah hadith, Rasulullah SAW bersabda yang ertinya:
“Orang yang pintar ialah siapa saja yg menundukkan jiwanya (untuk melakukan ketaatan kepada Allah, dan ia selalu beramal (sebagai bekal) untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkan orang yang bodoh (lemah) itu ialah siapa saja yang selalu mengikuti bisikan (buruk) jiwanya, dan ia berangan-angan tinggi kepada Allah (namun tanpa disertai iman dan amal).”

Seorang ahli hikmah berkata:
“Engkau berharap keselamatan (di dunia dan akhirat), tetapi engkau tidak mengikuti jalan-jalan keselamatan. Sesungguhnya kapal itu tidaklah berlayar di tempat yang kering.”

Hati yang tidak mahu tunduk kepada Maha Pengatur tidak akan menemui kedamaian. Waktu, ruang dan kejadian akan membuatnya gelisah kerana nafsunya tidak dapat menguasai semua itu. Dia inginkan sesuatu perkara pada satu masa sedangkan Maha Pengatur inginkan perkara lain. Kehendak makhluk tidak dapat mengatasi kehendak Tuhan. Jika mahu hati menjadi tenteram usahakan agar hati sentiasa ingat kepada Allah SWT.

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ   ؕ  اَ لَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ  

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia."
(Ar-Ra'd: 28)

مَاۤ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ  ؕ  وَمَنْ  يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗ  ؕ  وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu."
(At-Tagabun: 11)

Berimanlah kepada Allah SWT dan beriman juga kepada takdir. Lepaskan waham sebab musabab yang menjadi pagar nafsu menutup hati.

Justeru, sifat seorang mukmin ialah melakukan amal soleh yang telah diperintahkan Allah untuk dikerjakan. Amal soleh adalah buah kepada iman. Sekadar berilmu dan beriman namun tidak disertai amal maka belum lengkap dan sempurna sifat seorang mukmin.......