Sunday, 26 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 Musibah

Salam Jumaat
19 Jamaddil Awwal 1443H
24 Dis 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Musibah

مَاۤ أَصَابَ مِن مُّصِیبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَمَن یُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ یَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیمࣱ

"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu".
(at-Taghabun: 11)

Sambung bicara tentang musibah yang berlaku disebabkan kerakusan manusia pada alam dan juga disebabkan dosa yang dilakukan. 

Oleh yang demikian, apa yang perlu kita lakukan untuk memastikan Allah SWT mengangkat semula musibah dan menggantikan dengan nikmat yang lebih baik?

Oleh yang demikian, maka hendaklah setiap kita memperbanyakkan istighfar dan taubat yakni dengan taubat nasuha (bersungguh-sungguh). Apabila manusia melazimi istighfar dan taubat serta beralih kepada ketaatan dan amal soleh, musibah tersebut akan hilang dan berbagai nikmat pun akan datang menghampiri.

Firman Allah SAW:

وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى

“Dan hendaklah kamu meminta ampun/istighfar kepada Tuhanmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), nescaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan (kematian)”.
(Hud: 3)

Ketika menafsirkan ayat ini, Syaikh Muhammad Amin As-Syinqithi berkata:

وَالظَّاهِرُ أَنَّ الْمُرَادَ بِالْمَتَاعِ الْحَسَنِ: سَعَةُ الرِّزْقِ، وَرَغَدُ الْعَيْشِ، وَالْعَافِيَةُ فِي الدُّنْيَا، وَأَنَّ الْمُرَادَ بِالْأَجَلِ الْمُسَمَّى: الْمَوْتُ

“Pendapat terkuat tentang yang dimaksud dengan kenikmatan yang baik adalah rezeki yang melimpah, kehidupan yang lapang, dan keselamatan di dunia dan yang dimaksud dengan waktu yang ditentukan adalah kematian”.

Nabi SAW juga mengatakan dalam sabdaannya bahawa musibah yang dikenakan didunia adalah untuk menghapuskan dosa seseorang dan pulang mengadap Allah dalam keadaan selamat.

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya (musibah/ujian) ketika di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan/kesengsaraan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan (dilangsaikan dengan azab) pada hari kiamat kelak".
(Hadith Riwayat at-Tirmidzi)

Banyakkan istighfar, taubat, amal soleh, ketaatan dan kebajikan, semoga diangkat musibah yang menimpa kita serta selamat daripada azab di akhirat......

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al-Quran 📖 Dunia untuk Berpenat Lelah

Salam Rabu
17 Jamaddil Awwal 1443H 
22 Dis 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Dalam kehidupan di dunia, belum ada lagi istilah zon selesa.

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ 

Wahai manusia! Sesungguhnya engkau sentiasa berpenat-lelah (menjalankan keadaan hidupmu) dengan sedaya upayamu hinggalah (semasa engkau) kembali kepada Tuhanmu, kemudian engkau tetap menemui balasan apa yang engkau telah usahakan itu (tercatit semuanya)
(Al Insyiqaq)

Imam Qatadah berkata,
"Sesungguhnya jerih payahmu, hai anak Adam, benar-benar lemah. Maka barang siapa yang menginginkan jerih payahnya dicurahkan untuk ketaatan kepada Allah, hendaklah ia melakukannya, dan tiada kekuatan baginya untuk mengerjakan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah."

Selagi masih hidup di dunia, ianya sentiasa sarat dengan ujian dari Allah ta'ala.

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا 

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
(Al Kahfi: 7)

إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
(Al Insan: 2)


Hidup di dunia penuh dengan perjuangan. Berlumba dan bersegeralah.

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرُسُلِهِ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّـهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّـهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ 

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
(Al Hadid: 21)

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ 

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(Ali 'Imran: 133)

Hidup di dunia adalah masa untuk mencari bekalan sebanyak-banyaknya.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ 

Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
(Al Baqarah: 197)

Zon selesa hanya dapat dirasai bila sudah selamat dari neraka Allah dan berehat menikmati balasan rahmat Allah di syurga. Apabila sudah tidak ada lagi kebimbangan dan ketakutan, tiada lagi kesedihan, dan tiada penat lelah dan kelesuan lagi.

فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّاخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ 

Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahawa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(Ali 'Imran: 170)

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ ﴿٣٤﴾ الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ﴿٣٥﴾

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (syurga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu".
(Fathir: 34-35)

Justeru, selagi engkau masih hidup di dunia, maka berjuanglah untuk akhiratmu........

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖Mendidik Nafsu

Salam Selasa
16 Jamaddil Awwal 1443H 
21 Dis 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Sebahagian besar dosa yang dilakukan oleh manusia berpunca dari nafsunya sendiri.  Samada disedari atau tanpa disedarinya...

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ ..

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan..
(Yusuf: 53)

Nafsu yang cenderung dan sering menyuruh kepada kejahatan adalah nafsu yang tidak terdidik. Iaitu yang membiarkannya dikuasai oleh syubhat dan keinginan syahwat. Ditambah lagi dengan kelazatan dan keseronokan mainan dunia dan belaian syaitan.

Akhirnya manusia tanpa sedar, menjadikan nafsunya sebagai tuhan yang disembah dan ditaati. Maka kehidupannya menjadi sesat tanpa hidayah dan petunjuk.

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّـهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّـهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(Al Jatsiyyah: 23)

Jiwa yang tidak mempertuhan serta meyakini Allah sebagai Tuhan akan menyebabkan jiwa yang kehilangan pedoman hidup, kosong tidak mengetahui hakikat sebenar tujuan Allah menciptakannya di dunia.

Manusia yang kosong jiwanya ini akan mulai mencari cari jalan hidup yang boleh ditelusuri bertepatan dengan kehendak hidupnya tanpa pedoman ilahi.

Berbekalkan akal dan nafsu semata mata, maka semahunya dipertuhankan akal untuk mencipta pelbagai falsafah kehidupan yang dilihat elok bagi mereka tetapi sebenarnya hanyalah untuk memenuhi setiap ruang kemahuan jiwa yang rakus yang tidak akan merasa cukup.

Mendidik nafsu bererti memandunya dengan ilmu dan petunjuk Allah, memasak makrifah dan iman kepada Allah,  menanam rasa takutkan Allah dan taqwa kepadaNya, menundukkannya dengan perintah dan arahan Allah, dan meyakinkannya  pertemuan dengan Allah 'azza wa jalla di akhirat nanti.

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. 
(At Taghabun: 11)

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ  رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾ 

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
(An Nazi'at: 40-41)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚوَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ ﴿٤٥﴾ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿٤٦﴾

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (iaitu) orang-orang yang meyakini, bahawa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahawa mereka akan kembali kepada-Nya.
(Al Baqarah: 45-46)

وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ 

Seorang mujahid ialah yang berjihad bersungguh-sungguh menundukkan nafsunya pada mentaati Allah.
(Hadith Riwayat Baihaqi)

Justeru, bersungguh-sungguhlah dalam mendidik nafsumu sendiri demi membersihkan kehidupanmu dari dosa-dosa yang tidak tertanggung........

Thursday, 23 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖Mengharungi Hidup dengan Fitnah

Salam Khamis
18 Jamaddil Awwal 1443H
23 Dis 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Mengharungi hidup penuh fitnah...

(حديث مرفوع) حَدَّثَنِي حَدَّثَنِي يَعْقُوبُ بْنُ عُبَيْدٍ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْكَلْبِيُّ ، قَالَ : حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ الْقُرَشِيُّ ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ حَبِيبٍ الْمُحَارِبِيِّ ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا طَغَى نِسَاؤُكُمْ ، وَفَسَقَ شَبَابُكُمْ ، وَتَرَكْتُمْ جِهَادَكُمْ ؟ " ، قَالُوا : وَإِنَّ ذَلِكَ لَكَائِنٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ، قَالَ : " نَعَمْ ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، وَأَشَدُّ مِنْهُ سَيَكُونُ " ، قَالُوا : وَمَا أَشَدُّ مِنْهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ، قَالَ : " كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا لَمْ تَأْمُرُوا بِالْمَعْرُوفِ ، وَلَمْ تَنْهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ؟ " ، قَالُوا : وَكَائِنٌ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ، قَالَ : " نَعَمْ ،  وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ وَأَشَدُّ مِنْهُ سَيَكُونُ " ، قَالُوا : وَمَا أَشَدُّ مِنْهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ ، قَالَ : " كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَعْرُوفَ مُنْكَرًا ، وَرَأَيْتُمُ الْمُنْكَرَ مَعْرُوفًا ؟ " ، قَالُوا : وَكَائِنٌ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : " نَعَمْ ، وَأَشَدُّ مِنْهُ سَيَكُونُ ، يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : بِي خَلَفْتُ ، لأُتِيحَنَّ لَهُمْ فِتْنَةً , يَصِيرُ الْحَلِيمُ فِيهِمْ حَيْرَانًا " .

الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر لابن أبي الدنيا

Rasulullah Sallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

"Bagaimanakah jika para wanita kamu melampaui batas, para pemuda menjadi fasik dan kamu meninggalkan jihad kamu?"

Sahabat berkata: “Adakah itu akan benar-benar berlaku wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Ya, demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, bahkan lebih buruk dari itu akan berlaku”

Mereka berkata: “Apakah yang lebih dahsyat dari itu wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimanakah kamu jika kamu tidak menyuruh ke arah kebaikan serta mencegah kemungkaran?"
Mereka berkata: “Adakah itu akan berlaku wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Ya, demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, bahkan lebih buruk dari itu akan berlaku”

Mereka berkata: “Apakah yang lebih dahsyat dari itu wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimanakah jika kamu menganggap yang baik itu jahat dan yang jahat itu baik?"

Mereka berkata: “Adakah itu akan berlaku wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Ya, demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, bahkan lebih buruk dari itu akan berlaku”

Mereka berkata: “Apakah yang lebih dahsyat dari itu wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimanakah kamu jika kamu menyuruh ke arah kemungkaran dan mencegah kebaikan?"

Mereka berkata: “Adakah itu akan berlaku wahai Rasulullah?"

Rasulullah SAW bersabda:
"Ya, demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya, bahkan lebih buruk dari itu akan berlaku”.

Allah SWT berfirman (hadith qudsi):
“Demi Aku, Aku bersumpah pasti aku akan buka bagi mereka satu fitnah dimana seseorang yang santun akan menjadi kehairanan”.

(Hadith Riwayat Ibn Abi Dunya dalam amar makruf nahi mungkar)

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

‎"Dan jika engkau dihasut oleh sesuatu hasutan dari Syaitan, maka hendaklah engkau meminta perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia lah yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."
(Fussilat: 36)

لِّيَجْعَلَ مَا يُلْقِى الشَّيْطٰنُ فِتْـنَةً لِّـلَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ وَّالْقَاسِيَةِ قُلُوْبُهُمْ  ۚ  وَ اِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَفِيْ شِقَاقٍۭ بَعِيْدٍ 

"(Yang demikian) kerana Allah hendak menjadikan hasutan Syaitan itu sebagai satu fitnah cubaan bagi orang-orang yang ada penyakit kufur ingkar dalam hati mereka, dan yang hatinya keras membatu; dan sesungguhnya mereka yang zalim itu sentiasa berada dalam pertentangan yang jauh dari kebenaran."
(Al-Hajj: 53)

Jika engkau inginkan perlindungan, mohonlah kepada Allah...

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

"Katakanlah (wahai Muhammad); "Aku berlindung kepada (Allah) Tuhan yang menciptakan sekalian makhluk".
(Al-Falaq: 1)

Justeru, pohonlah sungguh-sungguh pemeliharaan dan perlindunganNya.......

Tuesday, 14 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Kebahagiaan

Salam Selasa
09 Jamaddil Awwal 1443H 
14 Dis 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Kebahagiaan

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi".
(al-Qasas: 77)

Sambungan perbincangan mengenai hakikat kebahagiaan.

Kebahagiaan adalah ketenangan dan ketenteraman dalam hati. Tiada kebahagiaan tanpa sakinah (ketenangan) dan thuma’ninah (ketenteraman). Dan tiada ketenangan dan ketenteraman tanpa iman. 

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ ۗ

“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)".
(al-Fath: 4)

Keimanan yang suci serta bersih dari syirik akan melahirkan kebahagiaan yang didambakan. 

قُلۡ إِنَّمَاۤ أَنَا۠ بَشَرࣱ مِّثۡلُكُمۡ یُوحَىٰۤ إِلَیَّ أَنَّمَاۤ إِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهࣱ وَ ٰ⁠حِدࣱۖ فَمَن كَانَ یَرۡجُوا۟ لِقَاۤءَ رَبِّهِۦ فَلۡیَعۡمَلۡ عَمَلࣰا صَـٰلِحࣰا وَلَا یُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦۤ أَحَدَۢا

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahawa tujuan kamu hanyalah Tuhan Yang Satu; Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya Kepada Tuhannya".
(Al-Kahfi: 110)
Oleh itu, seseorang yang hidup tanpa iman di hatinya pasti akan selalu dirundung rasa takut, was-was, gelisah dan serabut. Adapun bagi orang beriman tidak ada rasa takut sama sekali, selain takut kepada Allah SWT. Inilah kebahagiaan yang sebenar.

وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ

“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai kurnia yang tiada putus-putusnya”.
(Hud: 108)

Carilah kebahagiaan yang sebenar dengan menggandakan ketaatan kepada Allah SWT. Semoga beroleh kebahagiaan, ketenangan dan ketenteraman zahir dan batin......

Monday, 13 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al Quran 📖 : Hala Tuju Perjuangan

Salam Jumaat
05 Jamaddil Awwal 1443H
10 Dis 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Kalaulah yang engkau harapkan dari jalan perjuangan ini hanyalah pujian dan mulia dimata serta dihati manusia, atau pengaruh dan penguasaan yang engkau idam-idamkan, atau kemenangan, yang penting adalah menang.

Apalah bezanya engkau dengan para pejuang keduniaan itu. Sedangkan kita adalah para pejuang yang cintakan akhirat.

تِلْكَ الدَّارُ الْاٰخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِيْنَ لَا يُرِيْدُوْنَ عُلُوًّا فِى الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا    ؕ  وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

"Negeri akhirat (yang telah diterangkan nikmat-nikmatnya) itu, Kami sediakan bagi orang-orang yang tidak bertujuan hendak mendapat pengaruh atau kelebihan di muka bumi dan tidak ingat hendak melakukan kerosakan; dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa."
(Al-Qasas: 83)
Dunia adalah jambatan akhirat...

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ

Daripada Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dia berkata;  Rasulullah SAW pernah memegang bahuku dan bersabda: Jadilah kamu di dunia ini seolah-olah orang asing atau seorang pengembara. Ibnu Umar telah berkata; Apabila kamu berada di waktu petang,  janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan apabila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu petang. Manfaatkanlah  waktu sihatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.
(Hadith Riwayat Al-Bukhari) 

اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْــئَلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ  مُّهْتَدُوْنَ

"Turutlah orang-orang yang tidak meminta kepada kamu sesuatu balasan, sedang mereka adalah orang-orang mandapat hidayah petunjuk".
(Yaasin: 21)

 عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ  ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا ، وَكَفَى بِالْيَقِينِ غِنًى ، وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغْلا ".

“Cukuplah kematian sebagai penasihat, cukuplah keyakinan sebagai kekayaan dan cukuplah ibadah sebagai kesibukan.” 
(Hadith Riwayat Al-Baihaqi)

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا  وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ  اُولٰٓئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ؕ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah serta berjuang pada jalan Allah (untuk menegakkan ugama Islam), mereka itulah orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
(Al-Baqarah: 218)

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَغْبَطَ أَوْلِيَائِي عِنْدِي مُؤْمِنٌ قَلِيلُ الْحَاذِ ذُو حَظٍّ مِنْ صَلَاةٍ أَحْسَنَ عِبَادَةَ رَبِّهِ وَكَانَ فِي النَّاسِ غَامِضًا لَا يُشَارُ عَلَيْهِ بِالْأَصَابِعِ فَعُجِّلَتْ مَنِيَّتُهُ وَقَلَّ تُرَاثُهُ وَقَلَّتْ بَوَاكِيهِ 

Dari Abu Umamah berkata; Rasulullah SAW bersabda:
Penolongku yang paling aku sukai adalah seorang mukmin yang miskin, gemar mendirikan solat, beribadah kepada Rabbnya dengan baik, tidak dikenal orang, tidak ditunjuk dengan jari, kematiannya dipercepat, warisannya sedikit dan tidak banyak orang yang menangisi saat kematiannya.
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

يقول الإمام الشهيد حسن البنا – رحمه الله:
(إن أعز ما يملك الإخوان ، هو ذلك الجندي المجهول ، الذى يبذل أقصى ما فى جهده ، وينفق أكثر ما فى جيبه ، ويضحي بأغلى وقته . فإذا حضر لم يُعرف ، وإذا غاب لم يُفتقد ، يتعمد البعد عن الشهرة والأضواء ، قليل الكلام كثير العمل ، يؤمن أن له رباً يذكره فى ملأ  هو أفضل من الأرض ومن عليها ، رب يحب من العمل ما كان خالصاً) .

Berkata Imam Syahid Hasan Al-Banna - rahimahullah:
"Sesungguhnya mutiara termahal dimiliki oleh Ikhwan ialah jundi majhul itu (tentera yang tidak dikenali), yang berusaha sehabis kudratnya, yang menginfaqkan melebihi dari apa yang ada di dalam poketnya, yang berkorban dengan waktu paling berharga yang dimilikinya. Kehadirannya tidak diketahui. Ketiadaannya tidak disedari. Dia sengaja menjauhkan diri dari menjadi popular, sedikit cakapnya, banyak amalnya, dia beriman bahawa baginya ada Tuhan yang akan mengingatinya bersama golongan yang lebih afdhal dari bumi dan segala isinya, Tuhan yang suka terhadap amalan selama mana ia dilakukan dengan keikhlasan".

تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَتُجَاهِدُوْنَ  فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ  ؕ  ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّـكُمْ اِنْ كُنْتُمْ  تَعْلَمُوْنَ
 
"Iaitu, kamu beriman kepada Allah dan rasulNya, serta kamu berjuang membela dan menegakkan ugama Allah dengan harta benda dan diri kamu; yang demikian itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu hendak mengetahui (hakikat yang sebenarnya)."
(As-Saff: 11)

Kita hidup untuk mendapat pujian manusia terhadap diri kita.

Kita tertipu dengan keindahan diri padahal Allah sembunyikan aib kita.

Kita banyak disebut-sebut di dunia, sedangkan penduduk langit sama sekali tidak mengenali kita.

Alangkah ruginya kita kerana mengerjakan suatu amalan, lalu mengharap keredhaan manusia bukan keredhaan Allah semata-mata.

Justeru, perhalusi niat di hatimu........

Tuesday, 7 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari AlQuran 📖 : Jangan Melihat Diri Dalam Kesucian

Salam Khamis
27 Rabiul Akhir 1443H
02 Dis 2021M



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Usah berasa dalam hati mu kesucian dirimu sendiri.

Jangan merasa diri kita lebih baik daripada orang lain kerana kita tidak akan pernah tahu dimanakah saat hati kita ikhlas melakukan amalan-amalan soleh, menasihati orang, serta beramal ibadah lain yang bakal diterima oleh Allah SWT.

Kita tak tahu amal manakah yang Allah terima. Selalu letak diri kita dalam keadaan "aku sedang perbaiki diriku dan cuba bantu orang lain untuk menjadi lebih baik".

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ ‎﴿النجم: ٣٢﴾‏

maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa.
(An Najm: 32)

Manusia hanya diperintah untuk beribadah dan beramal, dan berusaha mengikhlas diri terhadap Allah ‘Azza wa Jalla. Namun tiada siapa yang tahu apakah amalannya telah diterima Allah ‘Azza wa Jalla. 


Seorang yang beriman sentiasa merasa bimbang amalannya tidak diterima Allah ‘Azza wa Jalla .

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ‎﴿٦٠﴾‏ أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ‎﴿٦١﴾‏  ‎﴿المؤمنون: ٦٠﴾‏

Dan orang-orang yang memberi apa yang mereka berikan sedang hati mereka gementar kerana mereka yakin akan kembali kepada Tuhan mereka; (60) Mereka itulah orang-orang yang segera mengerjakan kebaikan, dan merekalah orang-orang yang mendahului pada mencapainya. (61)
(Al Mukminun: 60-61)

Seorang yang beriman itu hanya beramal dan menyerahkan amalannya untuk dinilai oleh Allah ‘Azza wa Jalla setelah ia berusaha bersungguh-sungguh mengikhlaskan diri pada Allah ‘Azza wa Jalla .

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ‎﴿الكهف: ١١٠﴾‏

Oleh itu, sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya".
(Al Kahfi: 110)

Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla hanya menerima amalan hambaNya yang dalam hatinya penuh dengan ketakwaan. Iaitu apabila melakukan ketaatan kerana takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Juga meninggalkan laranganNya kerana takut kepadaNya.

 إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ‎﴿المائدة: ٢٧﴾‏

Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa;
(Al Maidah: 27)

Allah SWT hanya memandang tepat pada hati hambaNya. Wujud keikhlasan atau sekadar penuh riak atau hasad, maka laksanakanlah sesuatu kebaikan hanya kerana mengharapkan redha Allah.

Hanya Allah yang akan terus beri kita petunjuk serta jalan kebenaran.

Justeru, cermatilah hatimu.........

Monday, 6 December 2021

Tazkirah Subuh : Peringatan dari Al-Quran 📖 Takdir dan Kelemahan Diri

Salam Rabu
26 Rabiul Akhir 1443H 
30 Nov 2021M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـنِ ٱلرَّحِيم

Bila takdir Allah berlaku, membuka kesilapan dan kesalahan kita, menyedarkan kelemahan dan kealpaan kita, maka kembalilah mengingatiNya. Merasai rahmat dan kasih sayangNya, itu tanda sedang terbukanya jalan taubat untuk kembali ke pangkuanNya...

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ  رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

Dan ingatlah serta sebutlah akan Tuhanmu jika engkau lupa; dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan petunjuk yang lebih dekat dan lebih terang dari ini".
(Al-Kahfi: 24)

وَهُوَ الَّذِيْ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهٖ وَيَعْفُوْا عَنِ السَّيِّاٰتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوْنَ  

"Dan Dia lah Tuhan yang menerima taubat dari hamba-hambaNya (yang bertaubat) serta memaafkan kejahatan-kejahatan (yang mereka lakukan); dan Ia mengetahui akan apa yang kamu semua kerjakan."
(Asy-Syura: 25)

اۨلَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ  عَمَلًا    ؕ  وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُ 

"Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat);"
(Al-Mulk: 2)
Akui kelemahan diri...

Hati manusia sering bias dek sebab sangka buruk, rasa diri lebih hebat, memandang rendah pada orang lain, sedangkan itulah kejahilan sebenarnya yang ada, yang ia jahil tentangnya...

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًا    ؕ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ 

"Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri."
(Luqman: 18)

اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْٓءَ بِجَهَالَةٍ  ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰٓئِكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ  عَلَيْهِمْ  ؕ  وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

"Sesungguhnya penerimaan taubat itu disanggup oleh Allah hanya bagi orang-orang yang melakukan kejahatan disebabkan (sifat) kejahilan kemudian mereka segera bertaubat, maka (dengan adanya dua sebab itu) mereka diterima Allah taubatnya; dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana."
(An-Nisa': 17)

Ketika kamu tergelincir melakukan dosa maksiat, cela dan cemuhlah dirimu kerana kehinaan dirimu disisi Allah lantaran dosa yang dilakukan. Kerana tindakan ini akan menyedarkan dirimu akan kesilapan yang perlu disesali dan harap dosa tersebut tidak lagi diulangi.

Ketika dirimu berjaya melakukan kewajipan serta ketaatan kepada Allah, jangan dilihat itu kejayaan perbuatanmu, tetapi katakanlah kepada dirimu agar sentiasa bersyukur kepada Allah yang memberi hidayah dan taufiq sehinggakan dirimu mampu melakukan kewajipan dan ketaatan. Kerana tindakan seperti ini akan memudahkan kamu mengurus bahkan membunuh sifat sifat mazmumah yang ada didalam diri.

خذ الحكمة ممن أتاك بها و انظر إلى ما قال و لا تنظر إلى من قال

Ambillah hikmah daripada siapa pun yang membawanya kepada engkau. Lihatlah kepada apa yang ia katakan dan jangan lihat kepada siapa yang berkata.
(Atsar daripada Saidina  Ali bin Abi Thalib RA)

Justeru, kembali lah kepadaNya........